14.50
Unknown
No comments
“Kasih kiss doong!” Seorang pemuda menyorongkan bibirnya ingin dicium. Pacar si pemuda bukannya memberikan bibirnya untuk dicium malah menjeplak bibir kekasihnya dengan sebungkus permen Kiss. Setelah dilihat, bungkus itu bertuliskan “Sabar, ya,” dan pemuda itu membalas dengan memberikan permen bertuliskan “Anything for you.” Itulah secuplik iklan yang bisa disaksikan di layar kaca dewasa ini.
Permen Kiss - Permen Pelega Tenggorokan dan Pengharum Napas
Iklan tersebut telah menjadi tren terbaru bagi para pasangan untuk saling mengungkapkan isi hati ataupun sekadar permainan iseng pengisi waktu. Sejauh ini, kosakata yang terdapat dalam permen Kiss tersebut telah mencapai puluhan. Namun, apa yang sesungguhnya yang ditawarkan oleh permen yang mereknya cukup berani ini?Menurut keterangan resminya, permen Kiss (dan permen-permen lain yang sejenis) tujuannya adalah sebagai media bantu pelega tenggorokan dan pengharum napas. Bahan aktif yang umum digunakan adalah menthol, mint, serta beragam buah dan bunga yang dipercaya membantu mengurangi bau mulut. Seberapa efektif permen ini? kita tak pernah benar-benar yakin.
Permen merupakan sebuah cemilan kaya gula rendah kalori. Seperti diketahui oleh semua pihak bahwa gula merupakan salah satu penyebab gigi berlubang. Gula dalam permen akan meningkatkan kadar asam dalam mulut. Zat asam tersebut yang menjadi penyebab terhadap pengikisan email gigi dan dentin gigi (lapisan bawah gigi).
Oleh karena itu, kita sering temui bahwa anak-anak yang punya kecenderungan untuk mengonsumsi permen dalam jumlah banyak terlihat pada giginya menghitam. Hitam tersebut selain karena gula dalam permen, juga diakibatkan oleh beberapa zat sintetis yang terkandung dalam permen, seperti sakarin dan natrium benzoat.
Menurut sejarah, permen pertama kali dibuat dari madu yang dibekukan. Madu permen ini (tidak tepat menyebutnya permen madu karena kandungan madunya sangat tinggi) tidak menimbulkan efek samping karena bahannya masih sangat alami. Permen modern pertama kali dibuat pada sekitar abad ke-18 di Perancis. Permen saat itu dibuat dari campuran rempah-rempah, gula, pewarna, dan beberapa macam bahan lain. Dipercaya bahwa mengkonsumsi permen bisa memperindah bentuk mulut dan gigi (meskipun pada masa sekarang ini telah terbukti bahwa kebalikannya yang terjadi).
Kemudian pada paruh akhir abad ke-19, permen telah masuk skala industri besar-besaran. Pada saat itu, industri berkembang pesat. Hal ini menyebabkan industri permen sangat berkembang. Beragam jenis permen dibuat sejak saat itu. Mungkin, ini yang menjadi cikal bakal dari permen Kiss.
Kembali pada pembahasan mengenai permen wangi. Sebenarnya permen yang serupa dengan permen Kiss ini tidak terlalu efektif dalam membuat mulut wangi. Permen pewangi mulut tersebut tidak seperti pasta gigi yang digunakan dengan bantuan sikat gigi yang digosokkan ke gigi untuk mengurangi jumlah “sampah” sisa makanan yang masih tertinggal. Permen ini hanya berfungsi menutupi bau yang ditimbulkan oleh sisa makanan dengan bau mint atau buah dari permen tersebut.
Menurut penelitian, keefektifan permen serupa dengan permen Kiss ini hanya bertahan antara 15-30 menit. Jadi, jika ingin memiliki napas harum tanpa “gangguan” sepanjang hari (dengan asumsi bahwa masa aktivitas harian manusia adalah 12 jam), setidaknya seseorang membutuhkan lebih dari 24 butir permen. Jumlah yang cukup fantastis untuk ukuran sebuah permen yang harganya 200 rupiah tiap tiga butir.
Secara kronologis, kelegaan nafas atau harumnya napas seseorang yang dipacu oleh permen tersebut, yaitu sebagai berikut: Menthol atau mint itu bertugas untuk membuka jalur pernapasan. Hal ini diperlukan karena jika sirkulasi udara bagus, artinya makin sering udara tersebut berganti, makin sering bertukarnya udara berbau tak sedap dari mulut dengan udara segar dari luar. Buah atau bunga memberi efek penutup bau dari mulut. Udara yang bertukar dan bau bunga serta buah yang menguar itulah yang pada akhirnya menambah rasa percaya diri pada sesorang yang mengonsumsi permen Kiss.
Selain permen Kiss, kita juga mengenal permen pelega tenggorokan dan pengharum napas, seperti Relaxa. Permen Relaxa yang hadir lebih dahulu daripada permen Kiss ini hadir dengan jargonnya, “Permen wangi penyegar mulut” (sambil nyanyi). Namun, permen yang menyandang merek Kiss ini adalah yang pertama bisa berkata-kata, “Gak cuman wangi, tapi juga bisa ngomong.” Oleh karena itu, masyarakat sering menganggap bahwa permen ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan permen Relaxa yang menjadi pendahulunya.
Target pasar dari permen wangi ini adalah remaja usia SMP hingga SMA. Rentang usia tersebut diketahui sebagai masa-masa penuh gejolak, namun memiliki banyak keraguan dan rasa malu. Atas pemikiran inilah permen ini tercipta sebagai bagian dari gaya pergaulan para remaja yang cenderung malu-malu.
Setelah kemunculan permen yang "bisa ngomong ini", bermunculanlah permen-permen sejenis. Mulai dari permen Cinta (bentuk permennya adalah hati, warnanya pink, kata-katanya lebih dahsyat, serta tidak lupa fungsi penyegar napasnya), lalu permen Say (bentuknya biasa saja, namun yang paling menarik bahwa permen ini tak memiliki kata-kata, pembeli justru dituntut untuk membuat kata-katanya sendiri yang tentunya bisa lebih berkesan bagi sang penerima).
Ada satu lagi merek permen yang kiranya perlu diungkap, Golia. Permen ini menarik untuk diikutsertakan dalam pembahasan artikel ini karena tujuan sebenarnya dari permen Golia agak berbeda dengan permen Kiss. Golia hanya membidik segmen permen pelega tenggorokan (semi ilmiah jika dilihat dari betapa “seriusnya” komposisi permen tersebut berkaitan dengan kesehatan mulut dan tenggorokan). Namun, ada satu buah iklan Golia ini yang menurut Saya menyindir habis-habisan iklan permen pewangi mulut lainnya.
Iklan tersebut berseting taman dengan sepasang kekasih yang sedang duduk di kursi taman. Momen romantis sepertinya tercipta karena si wanita tiba-tiba menghisap permen wangi (tentu saja tidak memperlihatkan bahwa itu adalah permen Kiss). Lalu saat berciuman, tiba-tiba si pria membeku. Pria yang membeku tersebut melontarkan kalimat, “Permen wangi kok gini?”.
Bagi yang mengerti maknanya, maka akan jelas terlihat bahwa iklan tersebut mengkritisi pemahaman bahwa permen wangi yang beredar hanya mengandalkan kekuatan wewangian dan sensasi dingin yang tercipta di mulut tanpa melakukan pemecahan terhadap faktor sebenarnya dari mulut berbau tersebut.
Permen Kiss - Kandungan, Fungsi, serta Efek Samping
Ada banyak saran yang bisa Saya ajukan berkaitan dengan fenomena permen Kiss (dan banyak permen lain yang sejenis). Hal tersebut berkaitan dengan permen pelega tenggorokan atau pengharum napas tersebut dilihat kandungan, fungsi, serta efek samping, yaitu sebagai berikut.- Camkanlah bahwa permen tersebut tidak jauh berbeda dengan permen pada umumnya yang mengandung banyak gula. Ditambah pula dalam permen tersebut terdapat banyak sekali bahan tambahan lain, seperti gula sintetis, pengawet, pewarna, pengatur bentuk, dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut meskipun bahan yang boleh digunakan dalam pangan, namun sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jumlah banyak dan terus-menerus.
- Permen Kiss bukanlah pengganti pasta gigi (atau lebih baik lagi mouthwash) yang bisa “benar-benar” mengharumkan napas dengan cara membunuh mikroba penyebab bau mulut. Efek wangi yang ditimbulkannya hanyalah sementara dan berfungsi sebagai penutup bau tak sedap dari mulut. Bisa dikatakan bahwa meskipun Anda mengonsumsi permen ini, mulut Anda sebenarnya masih berbau tidak sedap.
- Sebaiknya, Anda tidak mengonsumsi permen (jenis apapun) lebih dari 40 gram (setara dengan 4-5 butir) per hari. Efek samping dari konsumsi permen jangka panjang adalah kegemukan dan kencing manis berkaitan dengan betapa tingginya kandungan gula dalam sebutir permen.
0 komentar:
Posting Komentar